LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DEMAM TIFOID

A. Pengertian
Demam tifoid atau tifus abdominalis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typii yang ditularkan melalui makanan yang tercemar oleh tinja atau urine penderita.

B. Penyebab Demam Tifoid
 Bakteri Salmonella typii

C. Gejala Demam Tifoid
 Demam (gejala utama).
 Sakit kepala.
 Pusing yang tinggi.
 Nyeri otot.
 Pegal-pegal.
 Gangguan tidur.
 Tidak nafsu makan.
 Mual dan muntah.


D. Penularan Demam Tifoid
Basil Salmonella menular ke manusia melalui makanan dan minuman. Jadi makanan atau minuman yang dikonsumsi manusia telah tercemar oleh komponen feses atau urin dari pengidap tifoid. Beberapa kondisi kehidupan manusia yang sangat berperan, pada penularan adalah :
• Higiene perorangan yang rendah, seperti budaya cuci tangan yang tidak terbiasa. Hal ini jelas pada anak-anak, penyaji makanan serta pengasuh anak.
• Higiene makanan dan minuman yang rendah. Faktor ini paling berperan pada penularan tifoid. Banyak sekali contoh untuk ini diantaranya : makanan yang dicuci dengan air yang terkontaminasi (seperti sayur¬sayuran dan buah-buahan), sayuran yang dipupuk dengan tinja manusia, makanan yang tercemar dengan debu, sampah, dihinggapi lalat, air minum yang tidak masak, dan sebagainya.
• Sanitasi lingkungan yang kumuh, dimana pengelolaan air limbah, kotoran dan sampah yang tidak memenuhi sarat-syarat kesehatan.
• Penyediaan air bersih untuk warga yang tidak memadai.
• Jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat.
• Pasien atau karier tifoid yang tidak diobati secara sempurna. Belum membudaya program imunisasi untuk tifoid.

E. Pencegahan dan Pengobatan
3 pilar strategi program pencegahan yakni :
1. Mengobati secara sempurna pasien dan karier tifoid
2. Mengatasi faktor-faktor yang berperan terhadap rantai penularan
3. Perlindungan diri agar tidak tertular.



Beberapa kegiatan dalam aspek pencegahan dan pengendalian tifoid, di antaranya :
1. Perbaikan sanitasi lingkungan.
a. Penyediaan air bersih untuk seluruh warga. Penyediaan air yang aman, khlorinasi, terlindung dan terawasi. Tidak tercemar oleh air limbah dan kotoran lain. Untuk air minum masyarakat membiasakan dengan memasak sampai mendidih, kurang lebih selama 10 menit.
b. Jamban keluarga yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Tidak terkontaminasi oleh lalat dan serangga lain.
c. Pengelolaan air limbah, kotoran dan sampah, harus benar, sehingga tidak mencemari lingkungan.
d. Kontrol dan pengawasan terhadap kebersihan lingkungan, terlaksana dengan balk dan berkesinambungan.
e. Membudayakan perilaku hidup bersih dan lingkungan bersih yang berlaku untuk seluruh lapisan masyarakat.

2. Peningkatan higiene makanan dan minuman.
a. Hati-hati pilih makanan yang sudah diproses, demi keamanan.
b. Panaskan kembali secara benar makanan yang sudah dimasak.
c. Hindarkan kontak antara makanan mentah dengan yang sudah dimasak.
d. Mencuci tangan dengan sabun.
e. Permukaan dapur dibersihkan dengan cermat.
f. Lindungi makanan dari serangga, binatang mengerat dan binatang lainnya.
g. Gunakan air bersih atau air yang dibersihkan.
h. Menggunakan cara-cara yang cermat dan bersih dalam pengolahan dan penyajian makanan, sejak awal pengolahan, pendinginan sampai penyajian untuk dimakan.
i. Mendorong penggunaan ASI untuk bayi, serta mendidihkan seluruh susu dan air yang akan digunakan sebagai makanan bayi.



3. Peningkatan higiene perorangan.
Peningkatan higiene perorangan adalah pilar ketiga dari program pencegahan yakni perlindungan diri terhadap penularan tifoid. Kegiatan ini merupakan ciri berperilaku hidup sehat. Budaya cuci tangan yang benar adalah kegiatan terpenting. Setiap tangan yang dipergunakan untuk memegang makanan, maka tangan sudah harus bersih. Kegiatan ini sangat penting untuk bayi, anak-anak, penyaji makanan di restoran, atau warung serta orang-orang yang merawat dan mengasuh anak. Setiap tangan kontak dengan feses, urin atau dubur maka harus dicuci pakai sabun dan kalau dapat disikat.

4. Pencegahan dengan imunisasi.
Di Indonesia telah ada 3 jenis vaksin tifoid yakni :
a. Vaksin oral Ty2l a Vivotif Berna
Vaksin yang mengandung Salmonella typhi galurTy 21 a. Daya proteksi dilaporkan, ada yang mencapai 100% dan sayangnya di Indonesia hanya 36-66% Vaksin ini tesedia dalam kapsul yang diminum selang sehari dalam 1 minggu, satu jam sebelum makan. Vaksin ini dikontraindikasikan pada wanita hamil, menyusui, penderita imunokompromais, sedang demam, sedang minum antibiotik dan anak <>

Related Posts by Categories



Template by : Kendhin x-template.blogspot.com